Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

PANGERAN SAMBAR NYAWA AHLI STRATEGI PERANG YANG TERLUPAKAN

Banyak orang yang mengenal Sun zu adalah ahli strategi perang china kuno yang legendaris. Kita juga mengenal Jendral Besar AH. Nasution sebagai peletak dasar strategi perang gerilya di Indonesia. Tetapi kita juga memiliki ahli strategi perang yang sangat ulung, sehingga dalam 250 pertempuran tidak pernah terkalahkan. Beliau lebih dikenal sebagai pahlawan nasional ketimbang sebagai ahli strategi perang. Semua catatatanya tentang berbagai pertempuran yang dilakukannya dituangkan dalam tulisannya yaitu Babad Lelampahan. Raden Mas Said, yang terkenal sebagai Pangeran Sambernyowo lahir di Kartosuro tanggal 7 April 1725 dan wafat di Surakartapada tanggal 28 desember 1795 dalam usia 70 tahun. Beliau adalah putra dari KPA Aryo Mangkunegoro, putra sulung dari Amangkurat IV (Pakubuono I). Karena perlawanannya terhadap Belanda, Aryo Mangkunegoro diasingkan oleh belanda ke Srilangka dan kemudian dipindahkan ke Tanjung Harapan. Aryo Mangkunegoro adalah pewaris syah yang harus menggantik

TIMURLENK (TAMERLANE), Generasi Mongol Penyebar Islam

Disaat banyak ulama muslim menghujat kebengisan Timurlenk, Ibnu Khaldun salah seorang ulama ternama muslim, malah memuji Timurlenk dengan mengatakan “Disaat banyak pemimpin muslim terlena oleh harta dan melupakan penyebaran Islam, Timurlenk datang meneruskan kerja penyebaran Islam” Orang Mongol satu ini memang terus menjadi kontroversi dalam sejarah, terutama bagi yang tidak memahami kondisi sosial dunia Arab abad pertengahan. Arab pada masa itu telah kembali ke dalam apa yang disebut masa “jahiliyyah”. Islam sudah tidak lagi dijunjung, melainkan diinjak-injak atas nama keluarga, kesukuan, madzhab dan demi kekuasaan. Hal inilah yang menanamkan kebencian nyata dalam diri Timurlenk pada ras Arab dan selalu menjaga ke-steril-an pasukannya dari orang Arab.   Terlahir dari keturuan Genghis Khan dari pihak Ibu (Putri dari Chagatai Khan), Kakeknya Chagatai Khan adalah penguasa  Chagatai Khanate. Emperium Mongol ketika itu dibagi menjadi beberapa daerah federal yang bebas tapi tetap

Asal Mula Kata Indonesia

Kita sering menyepelekan hal yang paling dasar mungkin karena di bawah he he he.....tanya anak sekarang siapa yang pertama tama menyebut "INDONESIA"....yakin saya ga sampe 10% yg jawab bener Ini orang orang yang pertama kali menggunakan kata INDONESIA Pada awalnya nama Indonesia muncul dalam dunia ilmu pengetahuan. Pertama-tama muncul pada sebuah tulisan ilmiah dari seorang Inggris bernama George Samuel Windsor Earl. Earl adalah seorang ahli ethnologi yang meneliti bangsa yang berada di Kepulauan Nusantara. Ia menyebut bangsa yang tinggal di kepulauan tersebut dengan nama Indu-nesian dan Melayunesians pada tulisannya yang ia buat tahun 1835 hingga 1850. Tetapi ia tidak menyebut nama Kepulauan itu dengan dua kata tersebut. Sepertinya Earl masih bingung dengan penyebutan kepulauan itu walau ia telah menemukan dua kata tadi. Kemudian seorang Inggris lainnya yang bernama James Richardson Logan pada tahun 1850 menulis suatu karangan ilmiah yang berjudul The Ethnology

Desa Lea dan Kisahnya

Kabupaten Bone sebagai salah satu daerah yang berada di pesisir timur Sulawesi Selatan memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di   Kawasan Timur Indonesia   yang secara administratif terdiri dari 27 kecamatan, 328 desa dan 44 kelurahan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kab. Wajo dan Kab. Soppeng di sebelah utara, Kab. Sinjai dan Kab. Gowa di sebalah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kab. Maros, Pangkep dan Barru serta di sebelah timur terdapat Teluk Bone yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara melalui jalur laut. Kab. Bone terletak 174 km ke arah timur   Kota Makassar , berada pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan antara 119°42'-120°30' BT. Luas wilayah Kabupaten Bone 4.559 km² dengan rincian lahan sebagai berikut: Persawahan: 88.449 Ha Tegalan/Ladang: 120.524 Ha Tambak/Empang: 11.148 Ha Perkebunan Negara/Swasta: 43.052,97 Ha Hutan: 145.073 Ha Padang rumput dan lainnya: 10.503,48 Ha Berdasarkan dat

Asal Usul Suku Dayak Kalimantan

Berdasarkan hasil penelitian antroplogi, suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan (Borneo) bukanlah penduduk asli. Penduduk asli pulau Borneo yangpertama dengan ciri-ciri fisik rambut hitam keriting, kulit hitam, hidung pesek dan tinggi badan rata-rata 120-130 cm. Mereka digolongkan ke dalam suku bangsa negrito sebagaimana yang masih terdapat sisa-sisanya dalam kelompok kecil di malaysia bagian utara.Di pulau Kalimantan kelompok suku bangsa negrito ini diduga telah musnah setelah datangnya suku bangsa baru yang ber-migrasi dari benua asia sebelah timur yaitu dari Cina. Menurut ahli etnologi, di asia pada awal-awal abad masehi pernah dua kai terjadi perpindahan bangsa-bangsa yang terjadi pada abad ke II dan yang ke dua terjadi pada abad ke IV. Suku bangsa yang datang dan akhirnya mendiami pulau Kalimantan (Borneo) sebagian besar datang pada perpindahan bangsa-bangsa yang kedua yaitu pada abad ke-IV. Terjadinya perpindahan bangsa-bangsa ini dilakukan untuk menghindari kekejaman su

Keunikan konstelasi Razi Bintang & Matahari Serta Pengaruhnya

Dalam banyak literatur keagamaan di berbagai tempat di seluruh dunia, matahari dianggap sebagai objek yang agung, yang dipuja, dan bahkan disembah sejak ribuan tahun lalu. Hal ini wajar untuk dipahami mengingat bahwa matahari terbit setiap pagi, memberikan kehangatan dan penglihatan, menyingkirkan dari rasa takut, dan tanpanya manusia tahu bahwa kehidupan takkan berjalan di bumi. Maka adalah wajar untuk mereka saat itu berpikir bahwa matahari adalah objek yang mempunyai kekuatan superioritas di atas yang lain, sehingga matahari merupakan objek yang dikagumi sepanjang masa. Dari cara berpikir praktis seperti itulah, kemudian lambat laun manusia mempersonifikasikannya sebagai dewa atau jelmaan atau utusan tuhan, karena melihat kapasitas matahari yang sebagai ‘juru selamat manusia’, ‘cahaya bagi dunia’. Dari pemikiran semacam itulah kemudian muncul di berbagai teologi kebudayaan dari berbagai penjuru dunia nama-nama dewa yang teranalogikan dari matahari. Misalkan saja yang termasu

La Temmassonge To Appaweling (1749–1775)

La Temmassonge To Appaweling   nama kecilnya adalah   La Mappasossong . Sebelum diangkat menjadi Mangkau di Bone menggantikan saudaranya   Batari Toja Daeng Talaga , ia telah menjadi Arung Baringeng dan Ponggawa Bone. Disamping itu ia pernah pula menjadi   Tomarilaleng  di Bone pada masa pemerintahan Batari Toja. Dia adalah anak dari La Patau Matanna Tikka MatinroE ri Nagauleng Arumpone yang ke 16 yang menggantikan pamannya La Tenri Tatta MalampeE Gemme’na. Menurut garis keturunannya, dia bukanlah putra mahkota ( anak pattola ) karena ibunya bukan-lah Arung Makkunrai (permaisuri). Oleh karena itu La Temassonge’ hanyalah dipandang sebagi cera’ rimannessaE – sengngengngi ri mallinrungE. Artinya pada kenyataannya dia adalah anak cera’, tetapi sesungguhnya adalah anak sengngeng (putra mahkota). Hal ini terjadi karena hanya dua isteri La Patau Matanna Tikka yang diakui sebagai permaisuri, yakni; We Ummung Datu Larompong dari Luwu dan We Mariama Karaeng Patukangang dari Gowa. Sementara