MariasE’i Luwu, Malebbi’i Pammana, Makuasai Bone, Mawatangngi Gowa, Panritai Wajo, Macenningngi Soppeng na MapanrEi Sidenreng By Andi Oddang To Sessungriu Lontara Akkarungeng Luwu menguraikan, betapa pusingnya para Dewan Adat tatkala menerima utusan dari 2 Kerajaan yang bermaksud mengajukan lamaran kepada puteri Datu Luwu, yakni : We Tenriabang Datu Watu. Mereka yang menyampaikan lamaran itu adalah utusan Kerajaan Sidenreng yang menyampaikan lamaran La Toappo Arung Berru Addatuang Sidenreng XVIII dan La Pallawagau’ Arung Maiwa Datu Pammana VIII. Siapakah diantara kedua Raja yang sesungguhnya sesame berdarah Pammana itu yang diterima lamarannya ?. Maka menghadaplah Opu Patunru’ kepada Datu Luwu We Tenri Leleang, yakni ibunda Puteri We Tenriabang. “ KEgaEna ritangke’, kEgaEtona risampEang, Opukku ?” (Yang mana kiranya diterima dan yang mana pula ditolak, Tuanku ?). Menjawablah Sang Ratu : “Namoni mallipa’ karoro, rEkko To Pammana, tangke’i maElE” (walau andai mengena
Kehidupan Di Masa Lalu Penuh Dengan Warna. Tidak Selamanya Hidup Seseorang Dipenuhi Kebahagiaan. Susah dan Senang Datang Silih Berganti Menghampiri Hidup Dengan Penuh Teka-Teki. Tergantung Bagaimana Cara Kita Memaknai Hidup. Menjalani Hidup Adalah Guru Yang Mengajarkan Kita Ilmu Secara Otodidak