Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

SEJARAH SONGKO' RECCA'

Songkok Recca biasa juga disebut Songkok Pamiring sering pula disebut Songko’ To Bone. Mana yang benar dari ketiga nama tersebut ? Semuanya benar namun penyebutan ketiga nama tersebut masing-masing mempunyai kisah dan rentang waktu yang berbeda. Awalnya dinamakan Songkok Recca ketika Raja Bone Ke-15 Arung Palakka menyerang Tanah Toraja (Tator) tahun 1683 hanya berhasil menduduki beberapa desa di wilayah Makale-Rantepao. Tentara Tator melakukan perlawanan sengit terhadap pasukan Arung Palakka. Salah satu ciri khas tentara kerajaan Bone pada masa lalu memakai sarung yang diikatkan di pinggang (Mabbida atau Mappangare’ Lipa’). Prajurit Tator juga mempunyai kebiasaan memakai sarung tetapi diselempang (Massuleppang Lipa) sehingga bila terjadi pertempuran dimalam hari kedua pasukan sulit dibedakan yang mana lawan dan kawan, dikira lawan padahal kawan karena baik prajurit Tator maupun Bone masing-masing memakai sarung. Untuk menyiasati keadaan seperti itu, Arung Palakka mencari stra

PAHLAWAN WANITA BERKERUDUNG SYAR'I YANG TERLUPAKAN

"Kartini" yang tidak pernah dimunculkan profilnya. Pengaruhnya dalam dunia pendidikan begitu nyata. Bahkan s ekaliber Al-Azhar Mesir pun terinpirasi dari tindakan beliau. Dan, point yang tidak kalah penting, pakaian anggun dengan kerudung yang menutup dada itu sudah lama ada sebelum Indonesia merdeka.. Allahu Akbar.. Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyyah (1900-1969) adalah salah satu pahlawan wanita milik bangsa Indonesia, yang dengan hijab syar'i-nya tak membatasi segala aktifitas dan semangat perjuangannya. Rahmah, begitu ia biasa dipanggil, adalah seorang guru, pejuang pendidikan, pendiri sekolah Islam wanita pertama di Indonesia, aktifis kemanusiaan, anggota parlemen wanita RI, dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Ketika Rahmah bersekolah, dengan bercampurnya murid laki-laki dan perempuan dalam kelas yang sama, menjadikan perempuan tidak bebas dalam mengutarakan pendapat dan menggunakan haknya dalam belajar. Ia mengamati banyak masal

Agama, Suku, dan Bahasa Masyarakat Dompu

  Kambali Dompu Mantoi – Kabupaten Dompu terletak di bagian Tengah Pulau Sumbawa. Di Sebelah baratnya terdapat Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa yang entah bagaimana ceritanya nama tersebut didaulat menjadi nama pulau yang didiami dua rumpun suku yang secara bahasa dan kultur berbeda satu sama lain. Di sebelah timurnya terletak Kabupaten Bima da n Kota Bima yang secara pamor, jauh lebih dikenal dari daerah yang lainnya yang ada di pulau Sumbawa. Nama pulau Sumbawa sebenarnya tidak memiliki akar historis dan akar kultural apapun sehingga bisa dipakai untuk merepresentasikan dua rumpun suku bangsa yang mendiaminya. Ini karena nama Pulau Sumbawa hanyalah sebuah nama pemberian penjajah Belanda. Menurut data BPS tahun 2013 penduduk Dompu berjumlah 226.218 jiwa. Secara ekonomi dan pendidikan, Kabupaten Dompu bisa dikatakan daerah tertinggal. Lebih dari 70% dana APBD Kabupaten Dompu masih disubsidi oleh pemerintah pusat. Sedangkan sisanya adalah PAD yang sebagian besar di