Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

KEDUDUKAN WANITA DALAM BINGKAI PRANATA SOSIAL BUGIS

By. La Oddang Tosessungriu ……………………………………………………………  Lontara Attoriolong Luwu menyebut gender perempuan sebagai : “Awiseng” (Yang Berbusana AWI) dan gender laki-laki sebagai “Sawungeng” (Yang dipersiapkan untuk disabung). Bahwa “awi” adalah sejenis sarung yang telah dijahit sebagaimana sekarang ini, hal mana jika dikenakan oleh perempuan dengan cara melilitkan dipinggang lalu ujungnya diselipkan, itulah yang disebut “makkawi”. Berbeda halnya jika dikenakan oleh laki-laki, pinggiran atasnya dieratkan dipinggang lalu ujungnya itu digulung (dilinting), maka itu disebut “mappangerre’”. Kedudukan laki-laki dan wanita menurut pandangan Pangadereng Luwu adalah sama menurut kodratnya masing-masing. Olehnya itu, model pranata sosialnya dinyatakan secara tegas sebagai Bilineal ataupun Bilateral. Maka dalam Lontara Pangadereng Luwu (koleksi Istana Kedatuan Luwu) terdapat dua statement yang berkaitan dengan hal ini, sebagai berikut : 1. AmbE’ mappabbati, Indo’ mappattase’ (ayah yang mew

SPANYOL & PORTUGIS SERTA EKSISTENSI MINAHASA

Bangsa Minahasa mengalahkan Bangsa Pendatang yang merupakan NEGARA ADI DAYA di zamannya yaitu SPANYOL Dan PORTUGIS yang ingin mencoba menjajah Negara Minahasa. Minahasa memegang peranan sebagai lumbung beras bagi Spanyol ketika melakukan usaha penguasaan total terhadap Filipina. Pada tahun 1550 Spanyol telah mendirikan benteng di Wenang dengan cara menipu Kepala Walak Lolong Lasut menggunakan kulit sapi dari Benggala India yang dibawa Portugis ke Minahasa. Tanah seluas kulit sapi yang dimaksud spanyol adalah tanah seluas tali yang dibuat dari kulit sapi itu. Spanyol kemudian menggunakan orang Mongondouw untuk menduduki benteng Portugis di Amurang pada tahun 1550-an sehingga akhirnya Spanyol dapat menduduki Minahasa. Nama Kema dikaitkan dengan pembangunan pangkalan militer Spanyol ketika Bartholomeo de Soisa mendarat pada 1651 dan mendirikan pelabuhan di daerah yang disebutnya ‘La Quimas.’ Penduduk setempat mengenal daerah ini dengan nama ‘Maadon’ atau juga ‘Kawuudan.’ Letak benten