Langsung ke konten utama

Inilah Tanda-tanda Kiamat Versi Yahudi dan Syi’ah


Inilah Tanda-tanda Kiamat Versi Yahudi dan Syi’ah

syiah israel
HARI Kiamat merupakan sebuah kepastian. Tidak hanya Islam yang meyakini hari akhir, tetapi juga beberapa agama lainnya. Kiamat akan selalu ditandai dengan beberapa peristiwa menjelang hari kehancuran alam semesta tersebut. Akhir zaman seringkali digambarkan sebagai suatu masa yang diwarnai oleh kesusahan, peperangan dan konflik kemanusiaan hingga datangnya Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa yang akan membunuh Dajjal. Berikut tanda-tanda kiamat yang dipercaya oleh kaum Yahudi dan Syi’ah.
Menurut Kepercayaan Yahudi
Menurut tradisi Yahudi, mereka yang hidup pada akhir zaman akan menyaksikan:
  1. Dikumpulkannya orang-orang Yahudi di pembuangan ke Israel yang ada secara geografis,
  2. Dikalahkannya semua musuh Israel,
  3. Pembangunan Kenisah di Yerusalem dan dipulihkannya kembali persembahan kurban dan ibadah di Kenisah,
  4. Kebangkitan orang mati (techiat hameitim),
  5. Pada suatu saat, Mesias Yahudi akan menjadi Raja Israel. Ia akan memisah-misahkan orang-orang Yahudi di Israel menurut bagian-bagian wilayah sukunya yang asli di negeri Israel. Pada masa ini, Gog, raja Magog, akan menyerang Israel. Siapa Gog dan negara Magog itu tidak diketahui. Magog akan bertempur dalam suatu pertempuran hebat, yangmengakibatkan jauh korban yang besar di kedua belah pihak, tetapi Allah akan ikut campur dan menyelamatkan orang-orang Yahudi. Ini adalah pertempuran yang dirujuk sebagai Armagedon. Setelah memusnahkan musuh-musuh terakhir ini untuk selama-lamanya, Tuhan umat Yahudi akan mengenyahkan semua kejahatan dari keberadaan manusia. Setelah tahun 6000 (dalam kalender Yahudi), milenium ketujuh adalah masa kesucian, ketenangan, kehidupan rohani, dan perdamaian di seluruh dunia, yang disebut sebagai Olam Haba (Dunia Masa Depan). Saat itu semua umat Yahudi akan mengenal Tuhan secara langsung.

    Menurut Ajaran Syi’ah
  1. Dajjal akan mengklaim dirinya sebagai juru selamat umat manusia dan bangsa-bangsa dari semua agama akan bersatu di bawah agamanya.
  2. Akan terjadi pembunuhan-pembunuhan massal atas umat Syi’ah di Iraq (sekitar sungai Eufrat), dan untuk kepala mereka akan disediakan hadiah uang, meskipun mereka bukan penjahat.
  3. Akan terjadi pemberontakan oleh seorang “Yamani” yang akan dikalahkan dalam usahanya itu.
  4. Imam Mahdi akan muncul kembali dan menyampaikan khutbahnya di Kaabah dan akan mengumpulkan pasukan dengan 313 jenderal dan ribuan pengikut untuk mengalahkan Dajjal.
  5. Seseorang yang bernama “Sufyani” (agamanya tidak disebutkan, meskipun ia adalah keturunan dari dinasti Ummayyah yang telah berantakan dan keturunannya kemungkinan menyebar di Levant dan Spanyol atau Marokko selama 12 abad terakhir), akan memimpin pasukan-pasukan dari Suriah melintasi Iraq ke Arab untuk mengalahkan pasukan-pasukan Mahdi bersama-sama dengan sekutu-sekutunya.
  6. Imam Mahdi akan mendirikan kembali Islam yang sejati dan dunia akan menemukan perdamaian dan ketenangan.
  7. Imam Mahdi akan berkuasa untuk suatu masa.
  8. Kebangkitan manusia akan dimulai, sementara itu hari penghakiman akan dimulai.
Islam menyatakan bahwa Kiamat akan segera tiba setelah turunnya Nabi Isa yang akan memberantas Dajjal, kemudian Beliau akan mempersatukan umat manusia, serta menjadikan semuanya beragama Islam dan menjadi imam shalat, tentunya berita ini merupakan berita besar yang mustahil luput dari uraian Al-Qur’an. [sm/islampos/akhirzaman]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS PAKKIO' BUNTING (PANTUN MENJEMPUT PENGANTIN MAKASSAR)

Iya dende ‘Iya dende Nia tojemmi anne battu Bunting kutayang Salloa kuminasai Nampako ri ujung bori’ Ri appa Pakrasangangku Ku’rappo cini Kutimbarangngi pangngai Kuassennunju lania Nakuitungko labattu Ku’ragi memang Berasa ri mangko kebo’ Nasadia lebba batta Rappo ripala’ limangku Kunnanro memang Leko’ ri talang bulaeng Kuntu intang maccayanu Nibelo-belo jamarro, makilo-kilo Massingarri dallekannu Labbiri’ nuparamata Jamarro moncong bulonu Bulaeng ti’no Ansuloi paccini’nu Lekukapeangko anne Sumanga’nu mabellayya Ku kiyo’ tongi Tubunnu sallo lampayya Baji kualleko anne Bunga-bunga tamalatea Latei bunga Tamalate cinikannu Sakuntu’ sanrapangtongko Bulang simombo’ I Raya Nasussung pale Natinriang wari-wari Wari-wari kapappassang Pale’ mannuntungi bangngi, nisailenu Tamalajju cinikannu Nacini’ ma’mole-mole Ma’mole-mole nikio’ Daeng Ni pakalompo Nikanro ana’ karaeng Kupattannangngangko anne Tope talakka ri aya’ Malakka tope Tamalakka’ko I kau

Rumpun Keluarga To Takku

Rumpun keluarga To Takku  berdasarkan "Lontara' Akkarungeng Bone" dan "Lontara' Bilang Gowa"  merupakan simpul atau perpaduan silsilah dari keturunan  La Ali Petta Cambang Timurung,   La Ali Petta Tompo' Arung Galung Arung Manciri', We Saloge' Arung Cenrana Dan La Summi Pa'bicara Arungpone ri Takku. Dari rumpun tersebut ditemukan benang merah, bahwa keempatnya merupakan turunan langsung dari La Patau Matanna Tikka Raja Bone ke-16 . La Patau Matanna Tikka diketahui memiliki sembilan belas orang istri dan dari empat orang istri beliau anak-turunan mereka kawin-mawin satu sama lain. Ada pun nama-nama istri La Patau yang kemudian cucu-cucu meraka kawin-mawin dan menjadi satu generasi di keluarga To Takku dan menyebar di Kota Watampone, Kec. Tellu SiattingE, Kec. Dua BoccoE, Kec. Cenrana, Kec. Amali, Kec. Ajang Ale' dan di Kota Makassar serta di tanah Jawa, Sumatera, Maluku, Papua, Kalimantan, Malaysia, Singapore bahkan di Jerman dan A

TO UGI (BUGIS), TO RIAJA (TORAJA), TOLUU’ (LUWU) HINGGA TURUNAN TOMANURUNG

By La Oddang Tosessungriu Bahwa kata “To” adalah berarti “orang” bagi segenap suku di Sulawesi Selatan. Jauh diujung selatan, yakni Selayar hingga Tanjung Bira, Ara sampai Kajang, penutur bahasa “konjo” tatkala menyebut “To”, maka itu berarti “orang”. Terkhusus pada keyakinan kepercayaan “patuntung” di Kajang, bahkan menyebut Tuhan YME sebagai “To RiyE’ A’ra’na” (Orang Yang Memiliki Kehendak). Demikian pula di Jeneponto, menyebut orang dengan sebutan yang sedikit lebih “tipis”, sehingga menyebut kawasannya sebagai “TUratEa” (orang-orang yang bermukim di ketinggian). Perjalanan kemudian tiba di Gowa, yakni bekas kerajaan terbesar suku Makassar. Tiada beda dengan orang TuratEa, mereka menyebut “Tu” pula bagi masyarakat manusia, satu-satunya species mahluk Allah yang memiliki kemampuan mencipta peradaban di dunia fana ini. Demikian pula dengan seluruh kerajaan penutur Bahasa Bugis, EnrEkang, Duri, Pattinjo hingga Toraja, semuanya menyebut “To” bagi yang dimaksudkannya sebagai