Langsung ke konten utama

MUNGKINKAH KRISTEN ADALAH HINDU VERSI YUNANI...???


HUBUNGAN YUNANI DAN HINDUISME DENGAN FAHAM KRISTIANI
Postingan saya ini tidak bermaksud menyudutkan atau mendiskreditkan salah satu pihak melainkan tulisan ini hanya sekedar menyodorkan material fakta dan bukti-bukti yang sudah ada, sebagai bahan pertimbangan untuk kita selidiki sendiri.
Seperti kita ketahui, kisah Raja Ashoka di India memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Yunani pada masa itu. Ayah Ashoka yang bernama Bindusara Raja Pataliputra memiliki Ibu Tiri sekaligus sebagai Ibu Suri Kerajaan Pataliputra yang memiliki darah Yunani yang dikenal dengan nama Helena. Bindusara memiliki kakak dari Ibu Tirinya tersebut yang dikenal dengan nama Dzastin/Justin. Raja Ashoka adalah raja diraja di India yang namanya sangat termasyur hingga ke Yunani karena berhasil menaklukkan negeri-negeri di tanah hindustan dan dijadikan satu imperium pada masa itu yang secara tidak langsung akan saling mempengaruhi kebudayaan bangsa-bangsa tersebut termasuk Yunani.

Hubungan Yunani dan Hinduisme (India)

Kebudayaan Hindu termasuk kebudayaan tua dunia. Kebudayaan ini, dengan mitologinya, bahasa Sanskertanya, maupun filsafatnya, mempengaruhi begitu banyak kebudayaan-kebudayaan lain di dunia. Kita dapat melihat pengaruh ini di Cina, Jepang, Indonesia, bahkan sampai ke Yunani. Pengaruhnya terhadap Yunani, berlangsung jauh sebelum Yesus lahir. Pengaruh Hinduisme di Yunani ini, dapat dilihat dari persamaan-persamaan mitologi Yunani dengan Hindu. Sebagai contoh, dapat ditelusiri dari persamaan nama-nama pahlawan dalam mitologi Yunani yg berasal dari bahasa Sanskerta. Begitu juga nama-nama dewa-dewa Olympus, nama-nama suku bangsa dan nama-nama orang dalam sejarah Yunani, sebelum masehi, banyak yang berasal dari bahasa Sanskerta. Dan ini bukan sebuah kebetulan.


Sebagai contoh dapat dikemukakan, sebagai berikut:
1) Dalam Mitologi Yunani, terdapat nama-nama:
Yunani : Herakles = Pahlawan
Hindu : Hara Kala = Pahlawan pertempuran (gelar untuk Syiwa)

Yunani : Theseus = Pengiring Herakles
Hindu : Thasa = Pengiring Syiwa

Yunani : Aeakus = 1 diantara 3 hakim di Hades (neraka)
Hindu : Ahaka = Hakim yg keras

Yunani : Rhadamantus = Hakim alam barzah
Hindu : Rhada-manta = Orang yg menghukum kejahatan

Yunani : Ariadne = Cinta pada Theus dan menuruti kehendak musuh
Hindu : Ari-ana = Yang dibujuk musuh

Yunani : Andromeda = Korban untuk Poseidon (Dewa Air)
Hindu : Andha-ra-medha = Pemikul derita Dewa Laut

Yunani : Perseus = Pahlawan, anak Zeus
Hindu : Para-saha = Penolong pada saat yg tepat

Yunani : Kentauren = Separuh manusia, separoh kuda
Hindu : Kentura = Manusia kuda Dewa-dewa Olympus 

Yunani : Jupiter = Dewa Langit, Pencipta, Pemberi hukum
Hindu : Dyaus Pitar = Bapak Langit

Yunani : Pallas = Dewi Kebajikan
Hindu : Palasa = Budi

Yunani : Athena = Dewi Kesucian
Hindu : A-tanaia = Tak melahirkan anak (suci/perawan)

Yunani : Bellona = Dewi perang (Romawi)
Hindu : Bala-na = Kekuatan tentara

Yunani: Neptunus = Dewa Air
Hindu : Na-pata-na =Kekuatan yg menguasai banjir

Yunani : Mars = Dewa Perang
Hindu : Mri = Pembunuh

Yunani : Pluto = Dewa alam barzah
Hindu : Plushta = Yang menghukum dgn api

2) Nama-nama suku bangsa:
Yunani:Pelasga = Suku Yunani kuno yg kejam
Hindu : Palaca-ga = Yg berperang tanpa belas kasihan

Yunani : Hellenes = nama suku bangsa
Hindu : Hela-na = Penempur yg merebut Hela (negeri Rembulan)

Yunani : Sparta = sebuah suku bangsa yg kuat
Hindu : Spardha-ta = Penantang

3) Nama-nama orang Yunani, juga sangat banyak yg berasal dari bahasa Sansekerta, seperti:
Phytagoras (Ahli Matematika dan filsuf Yunani, 582-507 SM), berasal dari bahasa Sanskerta; Pitha-guru yg artinya Ahli Ilmu.
Anaxagoras, filsuf Yunani, 500-428 SM, berasal dari bahasa Sansekerta; Ananga-guru yang artinya Ahli roh.

Selanjutnya kita dapat lihat persamaan kata dalam bahasa (Y)unani dengan bahasa (S)anskerta, seperti:
pitar (S) = pater (Y), yg artinya, bapak
matar (S) = mater (Y), yg artinya, ibu
bhratar (S) = frater (Y), yg artinya, saudara laki-laki
trikona (S) = trigonon (Y), yg artinya, segi tiga
ambu (S) = ombros (Y), yg artinya, awan hujan
porosacris (S) = akros (Y) yg artinya, puncak

Dari contoh-contoh yg cukup banyak ini, meyakinkan sekali bahwa kebudayaan Yunani sangat dipengaruhi oleh Hinduisme. Apa hubungan Hinduisme dengan Kekristenan...?

Trinitas Yesus terlahir dalam lingkungan Yahudi. Bahasa yg digunakannya adalah bahasa Ibrani. Tapi kenapa kitab-kitab perjanjian baru (Injil) hampir seluruhnya ditulis dalam bahasa Yunani?Seharusnya, kitab-kitab tsb ditulis dalam bahasa Ibrani, karena bahasa inilah bahasa yg digunakan oleh kaum Yahudi, kaum Yesus sendiri. Ini menunjukkan, bahwa agama Kristen, berkembang dalam kebudayaan Yunani. Sedangkan kebudayaan Yunani sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu. Dyaus dalam bahasa Sansekerta atau Zeus dalam bahasa Yunani, sampai sekarang tetap tidak berubah. Nama ini dioknumkan menjadi Zeus Pater atau Jupiter dalam kepercayaan Yunani, atau Zupitri dalam bahasa Sansekerta, sebagai Tuhan Bapak. Zeus = Dyaus = Theos = Tuhan, sedangkan Pater = Bapak = Pitar. Dalam Hinduisme, Tuhan dioknumkan sebagai Bapak (Zupitri), yaitu Brahma. Wisnu, yg merupakan oknum kedua adalah Anak Tuhan., yg dapat menjelma menjadi manusia dalam bentuk Krisna dan Rama. Sedangkan Shiwa, adalah Roh Suci. Dari kenyataan ini dapat kita lihat persamaan yg sangat akurat dengan Trinitas.


Dalam Bhagavad Gita (Nyanyian Tuhan), pada ayat ke-14, dalam Kitab yang sama, Krishna bersabda kepada Arjuna: "Karena aku adalah Tuhan Dalam tubuh ini Kehidupan abadi Tak akan musnah Aku adalah kebenaran Dan kebahagiaan Abadi (selama-lamanya)".
Adakah Anda melihat persamaan makna dgn salah satu ayat dalam Injil…?

Siapakah Krishna...?.
Krishna adalah penjelmaan Dewa Wishnu, melalui manusia biasa, Devanaki. Hal ini persis sama dengan dengan Yesus, yang diyakini oleh umat Kristen, sebagai Tuhan, yg dilahirkan oleh perempuan manusia bernama Maria.

Kelahiran Yesus, diriwayatkan sama dengan kelahiran Krishna. Kelahiran Krishna digambarkan dalam Athar Veda, salah satu Kitab Suci Hindu sebagai berikut:
Pada suatu malam, waktu raja Kansa tak dapat tidur, berdirilah baginda diteras istananya, digerakkan oleh suatu kekuatan gaib. Ia melihat bintang bergerak dan sinarnya jatuh ke Bumi.
Ia bertanya kepada istrinya, Nysumba (seorang ahli sihir, pemuja Dewi Kali, yaitu dewi kerinduan dan kematian), tapi Nysumba tidak mengetahuinya. Maka dipanggillah Brahmana-Brahmana (Pendeta-Pendeta Hindu), untuk melihat bintang itu dan menceritakan kebenarannya. Pendeta-pendeta Hindu tersebut, lalu menceritakan, bahwa itu adalah pertanda turunnya Tuhan ke dalam tubuh manusia yang dikandung oleh Devanaki, anak saudara perempuan baginda raja sendiri. Anak yg dikandung itulah yg akan menjadi Tuhan di dunia, raja dunia. Bandingkanlah riwayat ini dengan riwayat kelahiran Yesus, dalam Injil Matius, yg ditandai dengan bintang yg cemerlang yg bergerak, dan berhenti di atas tempat dimana Yesus dilahirkan. Karena riwayat kelahiran Krishna, jauh lebih tua dari riwayat kelahiran Yesus, sedangkan Injil yang berkembang adalah Injil berbahasa Yunani, dimana kebudayaan Yunani sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, maka apa yg dapat kita simpulkan dari kenyataan ini?.

kesimpulan yang terlintas dibenak saya adalah Ajaran Trinitas adalah modifikasi dari ajaran Trimurti Hinduisme. Brahma dalam Hinduisme dimodifikasi menjadi Allah Bapa, Wisnu dimodifikasi menjadi Yesus Anak Allah dan Syiwa dimodifikasi menjadi Roh Kudus.Jadi,,,,…
Samakah antara Trinitas = Trimurti????
Silahkan fikir baik baik… 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS PAKKIO' BUNTING (PANTUN MENJEMPUT PENGANTIN MAKASSAR)

Iya dende ‘Iya dende Nia tojemmi anne battu Bunting kutayang Salloa kuminasai Nampako ri ujung bori’ Ri appa Pakrasangangku Ku’rappo cini Kutimbarangngi pangngai Kuassennunju lania Nakuitungko labattu Ku’ragi memang Berasa ri mangko kebo’ Nasadia lebba batta Rappo ripala’ limangku Kunnanro memang Leko’ ri talang bulaeng Kuntu intang maccayanu Nibelo-belo jamarro, makilo-kilo Massingarri dallekannu Labbiri’ nuparamata Jamarro moncong bulonu Bulaeng ti’no Ansuloi paccini’nu Lekukapeangko anne Sumanga’nu mabellayya Ku kiyo’ tongi Tubunnu sallo lampayya Baji kualleko anne Bunga-bunga tamalatea Latei bunga Tamalate cinikannu Sakuntu’ sanrapangtongko Bulang simombo’ I Raya Nasussung pale Natinriang wari-wari Wari-wari kapappassang Pale’ mannuntungi bangngi, nisailenu Tamalajju cinikannu Nacini’ ma’mole-mole Ma’mole-mole nikio’ Daeng Ni pakalompo Nikanro ana’ karaeng Kupattannangngangko anne Tope talakka ri aya’ Malakka tope Tamalakka’ko I kau

Rumpun Keluarga To Takku

Rumpun keluarga To Takku  berdasarkan "Lontara' Akkarungeng Bone" dan "Lontara' Bilang Gowa"  merupakan simpul atau perpaduan silsilah dari keturunan  La Ali Petta Cambang Timurung,   La Ali Petta Tompo' Arung Galung Arung Manciri', We Saloge' Arung Cenrana Dan La Summi Pa'bicara Arungpone ri Takku. Dari rumpun tersebut ditemukan benang merah, bahwa keempatnya merupakan turunan langsung dari La Patau Matanna Tikka Raja Bone ke-16 . La Patau Matanna Tikka diketahui memiliki sembilan belas orang istri dan dari empat orang istri beliau anak-turunan mereka kawin-mawin satu sama lain. Ada pun nama-nama istri La Patau yang kemudian cucu-cucu meraka kawin-mawin dan menjadi satu generasi di keluarga To Takku dan menyebar di Kota Watampone, Kec. Tellu SiattingE, Kec. Dua BoccoE, Kec. Cenrana, Kec. Amali, Kec. Ajang Ale' dan di Kota Makassar serta di tanah Jawa, Sumatera, Maluku, Papua, Kalimantan, Malaysia, Singapore bahkan di Jerman dan A

TO UGI (BUGIS), TO RIAJA (TORAJA), TOLUU’ (LUWU) HINGGA TURUNAN TOMANURUNG

By La Oddang Tosessungriu Bahwa kata “To” adalah berarti “orang” bagi segenap suku di Sulawesi Selatan. Jauh diujung selatan, yakni Selayar hingga Tanjung Bira, Ara sampai Kajang, penutur bahasa “konjo” tatkala menyebut “To”, maka itu berarti “orang”. Terkhusus pada keyakinan kepercayaan “patuntung” di Kajang, bahkan menyebut Tuhan YME sebagai “To RiyE’ A’ra’na” (Orang Yang Memiliki Kehendak). Demikian pula di Jeneponto, menyebut orang dengan sebutan yang sedikit lebih “tipis”, sehingga menyebut kawasannya sebagai “TUratEa” (orang-orang yang bermukim di ketinggian). Perjalanan kemudian tiba di Gowa, yakni bekas kerajaan terbesar suku Makassar. Tiada beda dengan orang TuratEa, mereka menyebut “Tu” pula bagi masyarakat manusia, satu-satunya species mahluk Allah yang memiliki kemampuan mencipta peradaban di dunia fana ini. Demikian pula dengan seluruh kerajaan penutur Bahasa Bugis, EnrEkang, Duri, Pattinjo hingga Toraja, semuanya menyebut “To” bagi yang dimaksudkannya sebagai