Langsung ke konten utama

Rumpun Keluarga To Takku

Rumpun keluarga To Takku berdasarkan "Lontara' Akkarungeng Bone" dan "Lontara' Bilang Gowa" merupakan simpul atau perpaduan silsilah dari keturunan La Ali Petta Cambang Timurung, La Ali Petta Tompo' Arung Galung Arung Manciri', We Saloge' Arung Cenrana Dan La Summi Pa'bicara Arungpone ri Takku.
Dari rumpun tersebut ditemukan benang merah, bahwa keempatnya merupakan turunan langsung dari La Patau Matanna Tikka Raja Bone ke-16. La Patau Matanna Tikka diketahui memiliki sembilan belas orang istri dan dari empat orang istri beliau anak-turunan mereka kawin-mawin satu sama lain.
Ada pun nama-nama istri La Patau yang kemudian cucu-cucu meraka kawin-mawin dan menjadi satu generasi di keluarga To Takku dan menyebar di Kota Watampone, Kec. Tellu SiattingE, Kec. Dua BoccoE, Kec. Cenrana, Kec. Amali, Kec. Ajang Ale' dan di Kota Makassar serta di tanah Jawa, Sumatera, Maluku, Papua, Kalimantan, Malaysia, Singapore bahkan di Jerman dan Amerika antara lain:
  1. I Mariyama Karaeng Pattukangang, Putri dari I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga ri Lakiyung Raja Gowa ke-19 dari istrinya I Talele Puanna Daeng Nisali. Melahirkan empat orang anak salah satunya seorang putra bernama La Pareppai To Sappewali Raja Bone ke-19, Raja Gowa ke-20 dan Raja Soppeng ke-20. La Pareppai kemudian dinikahkan dengan We Gumittiri Sitti Aminah anak dari Syech Yusuf Tuanta Salamaka dari istrinya yang bernama I Sitti Daeng Nisanga Karaeng Kontu putri dari Sultan Alauddin Raja Gowa ke-14. Dari pernikahan La Pareppai dan We Gumittiri melahirkan tiga orang anak yang salah satunya bernama La Massallemo Ponggawa Bone yang kemudian dinikahkan dengan Petta Icado Arung Tajong dan melahirkan seorang putra bernama La Mappapenning To Appaimeng Daeng Makkuling Ponggawa Bone. La Mappapenning Daeng Makkuling kemudian dinikahkan dengan We Hamida Daeng Mattemmang Karaeng Takalara anak dari La Temmassonge Raja Bone ke-22 dan melahirkan tiga orang anak yang salah satunya bernama La Tenri Tappu To Appewaling Raja Bone ke-23.
  2. We Sundari Datu Baringeng, Putri dari La Settiaraja MatinroE ri Tompo' Tika' Raja Luwu ke-18 dan 20 dari istrinya I Bau' Bunga Daeng Cella. Melahirkan dua orang putra bernama La Temmassonge' (La Mappassossong) Datu Baringeng Raja Bone ke-22 dan juga sebagai Raja Soppeng ke-25 dan La Wattaeng Arung Bukaka. Selanjutnya La Temmassonge menikah dengan We Kamommo/I mommo Sitti Aisya cucu dari Syech Yusuf Tuanta Salamaka dan melahirkan lima orang anak diantaranya La Baloso To Akkaottong dan We Hamida Daeng Mattemmang Karaeng Takalara (Petta MatowaE). Ketika We Kamommo wafat, La Temmassonge kemudian menikahi adik iparnya adik dari We Kamommo yang bernama I Sitti Habibah dan melahirkan enam orang anak diantaranya I Seno Datu Citta dan I Soji KarajengE Karaeng Mandalle yang keduanya menikahi La Maddussila Arung Tanete.
  3. We Baya DalabataE To Bukaka Datu Lamuru, Putri dari La Cella Arung Ujungpulu Datu Lamuru dari istrinya yang bernama We Karoro Datu Lamuru. I Baya melahirkan dua orang anak benama We Tenri Rawe Pukke'engngi Tana Takku yang dikenal dengan nama I Besse' Rawe dan La TongengE Arung Amali Datu Laisu Raja Soppeng ke-26. I Besse’ Rawe kemudian menikah dengan La Baso’ Bila atau La Tekko Arung Bila anak anak dari La Kamanda Arung Bila. Besse' Rawe dan Baso' Bila dikarunia beberapa orang anak yang salah satunya kemudian diangkat menjadi Arung Jaling dan menikah dengan I Sitti Aisyah anak Arung Mampu yang dikenal dengan nama Petta Tanre Wara dari suaminya yang bernama Syech Abdul Mutthalib Sayye' Waji. I Besse' Rawe dan Baso' Bila kemudian memiliki "Cicit" dari I Sitti Aisya dan Arung Jaling yang bernama We Tekke. We Tekke kemudian menikah dengan La Summi' Pa'bicara Arungpone ri Takku putra dari We Manningratu Arung Data Ratu Bone ke-25.
  4. I Sitti To Palakka, melahirkan putri yang bernama We Benni Arung Teko yang kemudian menikah dengan La Mattugengkeng Arung Cina Ponggawa Bone Petta To MarilalengE. Dari pernikahan tersebut melahirkan We Tenri Awaru Arung Lempang yang kemudian menikah dengan La Baloso To Akkaottong Maddanreng Bone anak dari La Temmassonge Raja Bone ke-22. We Tenri Awaru kemudian melahirkan lima orang anak diantaranya We Tenri Pappa Petta MajjumbaE dan We Pada Uleng Arung Timurung.
La Tenri Tappu To Appewaling Raja Bone ke-23 kemudian menikah dengan We Pada Uleng Arung Timurung dan dikaruniai tiga orang anak yang bernama:
  1. La Batara Tungke' Arung Timurung dan dikaruniai anak bernama We Besse' Timurung yang kemudian dinikahkan dengan Syech Abdurrahman Petta Cambang MattemmuE Puang Imang Timurung dan dikaruniai anak bernama La Wahe' (Abd. Wahid) dan La Ali Petta Cambang Timurung. La Ali Petta Cambang Timurung menikah dengan We Cambelong anak dari La Saloge Arung Cenrana atau cucu dari La Mappaselling Arung Pannyili Raja Bone ke-26.
  2. We Manningratu/I Manneng Arung Data Ratu/Mangkau Bone ke-25, menikah dengan La Bahong Daeng Marakka Opu Mangnguluang dan dikarunia dua orang putra bernama La Summi Pa'bicara Arungpone ri Takku dan La Semme (Anre Guru Ungeng). La Summi kemudian menikah dengan We Tekke' cicit dari We Tenri Rawe Pukke'ngngi Tana Takku dan dikarunia dua orang anak yang bernama La Bandu Pa'bicara Arungpone ri Takku dan We Mannatang
  3. La Tenri Bali Arung Ta'.
Ketika We Pada Uleng wafat La Tenri Tappu To Appewaling kemudian menikahi adik iparnya yang bernama We Tenri Pappa Petta MajjumbaE dan dikarunia sepuluh orang anak diantaranya:
  1. La Mappasessu To Appatunru Raja Bone ke-24 menikah dengan We Bau Arung Kaju yang kemudian melahirkan cucu-cucu yang menjadi raja dan ratu Bone antara lain, La Singkeru Rukka Raja Bone ke-29, We Fatima Banri Gau Ratu Bone ke-30, La Pawawoi Karaeng Sigeri Raja Bone ke-31 dan La Pa'benteng Petta Lawa Raja Bone ke-33.
  2. La Tenri Sukki Arung Kajuara menikah denagn We Maddika/I Cinde Arung Alitta yang kemudian melahirkan anak bernama We Tenri Awaru Besse' Kajuara Datu Suppa Ratu/Mangkau Bone ke-28.
  3. La Mappaselling Arung Pannyili Raja Bone ke-26 yang kemudian menikah dengan Arung Cenrana dan melahirkan anak bernama We Saloge Arung Cenrana, La Nyulla dan La Patani. We Saloge Arung Cenrana dikarunia anak bernama La Pati dan We Cambelong. We Cambelong kemudian menikah dengan La Ali Petta Cambang Timurung cucu dari La Batara Tungke Arung Timurung. La Nyulla menikah dengan I Bungasa dan melahirkan anak yang bernama La Siri Daeng Serang Petta Cenrana sedang La Patani menikah dengan I Sitti dan melahirkan anak yang bernama We Mattone dan La Guru.
  4. La Mappawewang/Mappangewa/Mappaewa Arung Lompu menikahi We Tabacina Karaeng Kanjenne dan melahirkan anak bernama La Parenrengi Raja Bone ke-27 yang kemudian dinikahkan dengan We Tenri Awaru Besse Kajuara Datu Suppa Ratu Bone ke-28 dan dari turunannya yang bernama We Tenri Paddanreng/I Cella Datu Alitta melahirkan La Mappanyukki Datu Lolo Suppa Raja Bone ke-32.
Adapun anak dari La Temmassonge Raja Bone ke-22 yang bernama I Soji KarajengE Karaeng Mandale dan I Seno Datu Citta yang keduanya menikahi La Maddussila Arung Tanete adalah sebagai berikut.
Ketika I Seno Datu Citta wafat La Maddussila kemudian menikahi iparnya, I Soji Karaeng Mandalle. Mereka kemudian dikaruniai tiga orang anak salah satunya bernama Daeng Mamala Sullewatang Pammana. Daeng Mamala dinikahkan dengan I Cani anak dari La Sigerri' Pa'bicara Tanete. mereka dikaruniai anak yang bernama La Carume'/I Caradde Sullewatang Pammana. La Carume menikahi anak La Tenri Dolong Datu Pammana yang bernama We Settiara dan dikaruniai anak bernama La Ali Petta Tompo' Arung Galung Arung Manciri. La Ali Petta Tompo kemudian menikah dengan We Cenning saudari Sullewatang Timurung (Sullewatang; Pelaksana Tugas Pemerintahan setelah La Batara Tungke Arung Timurung terbunuh di Tragedi Rompegading pada saat Pasukan Kerajaan Inggris menyerang Sao Raja Bone di Rompegading, Makassar). La Ali Petta Tompo' dikaruniai tiga orang anak salah satunya bernama La Kari(ng)/Abd.Karim Petta ri Galung yang dinikahkan dengan I Sitti Aminah.
_________________________________________________________________________
Nama-nama anak dari La Kari Petta ri Galung dan I Sitti Aminah:
  1. La Tambeng Kepala Kampong Takku (Kepala Dusun Takku ke-1)
  2. I Malani
  3. La Panna
  4. I Badeha
  5. La Mannahe
Nama-nama anak La Ali Petta Cambang Timurung dan We Cambelong bin La Saloge Arung Cenrana:
  1. La Salimung
  2. I Hatija
  3. La Tone (H. Ahmad Lattone)
  4. La Maddussila
  5. La Saide
Nama-nama anak La Bandu bin La Summi Pa'bicara Arungpone ri Takku dan We Mannatang:
  1. La Kami'
  2. I Atira
  3. La Bakki
  4. I Rabina
  5. La Semmang
Nama anak La Mansure bin La Tenri Songke Arung Opo' dan We Mattone binti La Patani:
  1. I Salesse' (Hj. Se')
Nama-nama anak La Panna dan I Hatija:
  1. I Jani
  2. I Buni
  3. La Tassi'
  4. La Caba'
  5. I Cammi
  6. La Dolla (H. Abdullah)
  7. La Runa (H. Haruna)
  8. I Hanapia
Nama-nama anak La Salimung dan I Rabina:
  1. La Mappangewa (La Mappe)
  2. La Sinring
  3. La Pala'
  4. I Tape'
  5. I Hamida
  6. La Hami'
  7. La Muhamma
Nama-nama anak La Tone' (H. Ahmad Lattone) dan I Salesse' (Hj. Se'):
  1. La Mappatunru' (H. Mappa) menikah dengan I Marhumi (Hj. Rumi/Umi)
  2. La Akile' (La Kile') menikah dengan I Tape' (Ma' Tape')
  3. I Saenabe' (Hj. Nabe') menikah dengan La Made Aming (H. Muh. Amin)
  4. I Salemmia (I Mia) menikah dengan La Salang (Abd. Salam)
  5. I Patimasang (Hj. Pati) menikah dengan La Kadere' (H. Kadere)
_________________________________________________________________
Nama-nama anak La Mappangewa dan I Jani-I Cora
  1. La Haseng (Ahmad Husain) menikah dengan I Puttiri (Putti)
  2. La Hammade' (Ahmad Mappatuju) menikah dengan I Atisa
  3. I Marasia menikah dengan La Mare'
  4. La Yunus (H. Muh. Yunus) menikah dengan I Neni (Hj. Rosnaini bin H. Kadere)
  5. I Condeng
  6. I Hayati (Nurhayati) menikah dengan La Nurudding/Nurdin-La Banggali'
Nama-nama anak La Sinring dan I Makka-I Pati:
  1. La Ali
  2. La Tahang
Nama-nama anak La Pala dan I Kanondeng:
  1. La Cammalu
  2. La Patanjengi (H. Tanjeng) menikah dengan Hj. Sitti
  3. I Samawia
  4. I Cangkang
  5. La Muse'
Nama-nama anak I Tape' dan La Beddu:
  1. La Sise'
  2. La Kadere' menikah dengan I Sitti
  3. La Akibe
  4. I Cingkeru'
  5. La Massa'
Nama-nama anak I Hamida dan La hannanu:
  1. La Huseng menikah dengan Hj. Memme'
  2. I Sitti Amina
  3. I Naida
Nama anak La Hami' dan I Makka:
  1. La tang
Nama-nama anak La Muhamma dan I Sitti Hawang:
  1. La Bedduside' (Abd. Rasyid)
  2. I Condeng
  3. I Daya
  4. I Kamasia
  5. I Pati
  6. La Amiri
  7. I Nurmatang
  8. I Anti (Santi)
___________________________________________________________
Nama-nama anak I Buni dan La Maming:
  1. I Marauleng menikah dengan La Ma'ressa bin H. Mappa
  2. I Sanang menikah dengan H. Nawing
  3. La Ruddini
Nama-nama anak La Caba dan I Beda:
  1. La Meyyu (Mahyuddin) menikah dengan Yuliana
  2. I Pessa (Hafsah) menikah dengan La Selle
  3. Hj. Tammase' menikah dengan H. Muhiddin 
Nama-nama anak I Cammi dan La Bandu:
  1. I Sale
  2. I Budia
  3. La Supu (Yusuf)
Nama anak La Dolla (H. Abdullah) dan Hj. Nuga:
  1. Hj. Ros
Nama-nama anak La Runa (Hj. Haruna) dan Hj. Pati:
  1. La Cahi (Muh. Syahid)
  2. I Nahe
  3. I Wati
  4. La Rusli
  5. I Rosmawati
  6. I Kunni (Murniati)
________________________________________________
Nama-nama anak La Mappatunru (H. Mappa) dan I Marhumi (Hj. Rumi):
  1. I Puttiri (Putti) menikah dengan La Haseng (Ahmad Husain) bin Mappangewa (Mappe)
  2. La Ma'ressa (Muh. Arsyad) menikah dengan I Marauleng dan Nurubaya
  3. La Arase' (Muh. Aras)
  4. La Asing (Abd. Azis) menikah dengan I Makka
  5. La Hasang (Ambo' Upe') menikah dengan I Ondeng
Nama-nama anak La Akile' dan I Tape':
  1. Hj. Minang menikah dengan H. Kurusi
  2. I Dali
  3. Darwis (La Ce'tandu)
  4. I Satta
Nama-nama anak I Saenabe dan La Made' Aming:
  1. La Abu (Abu Bakar)
  2. I Sitti (Hj. Sitti Ummara)
  3. I Isa (Hj. Sitti Aisya)
  4. La Semmang (Rusman)
  5. La Jami' (H. Jamil)
  6. La Asile' (Muh. Amir)
  7. I Suma' (Sumarni)
Nama anak  I Salemmia dan La Salang:
  1. La Tang (Mustari)
Nama-nama anak I Patimasang (Hj. Pati) dan La Kadere' (H. Kadere):
  1. I Neni (Hj. Rosnaeni/Hj. Neni) menikah dengan H. Yunus bin Mappe
  2. La Ma'nure (Muh. Nur) menikah dengan I Suma (Sumarni bin Manji)
  3. La Baha' (Baharuddin) menikah dengan Hj. Muliana
  4. I Tuti (Hastuti)
____________________________________________________________

Data tersebut masih dalam pengembangan, mohon bantuan dan informasinya jika mengenal nama-nama tersebut untuk lebih dikembangkan.

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. sebelumnya sy mohon maaf, apakah anda berasal dari rumpun To Takku...??

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKS PAKKIO' BUNTING (PANTUN MENJEMPUT PENGANTIN MAKASSAR)

Iya dende ‘Iya dende Nia tojemmi anne battu Bunting kutayang Salloa kuminasai Nampako ri ujung bori’ Ri appa Pakrasangangku Ku’rappo cini Kutimbarangngi pangngai Kuassennunju lania Nakuitungko labattu Ku’ragi memang Berasa ri mangko kebo’ Nasadia lebba batta Rappo ripala’ limangku Kunnanro memang Leko’ ri talang bulaeng Kuntu intang maccayanu Nibelo-belo jamarro, makilo-kilo Massingarri dallekannu Labbiri’ nuparamata Jamarro moncong bulonu Bulaeng ti’no Ansuloi paccini’nu Lekukapeangko anne Sumanga’nu mabellayya Ku kiyo’ tongi Tubunnu sallo lampayya Baji kualleko anne Bunga-bunga tamalatea Latei bunga Tamalate cinikannu Sakuntu’ sanrapangtongko Bulang simombo’ I Raya Nasussung pale Natinriang wari-wari Wari-wari kapappassang Pale’ mannuntungi bangngi, nisailenu Tamalajju cinikannu Nacini’ ma’mole-mole Ma’mole-mole nikio’ Daeng Ni pakalompo Nikanro ana’ karaeng Kupattannangngangko anne Tope talakka ri aya’ Malakka tope Tamalakka’ko I kau

TO UGI (BUGIS), TO RIAJA (TORAJA), TOLUU’ (LUWU) HINGGA TURUNAN TOMANURUNG

By La Oddang Tosessungriu Bahwa kata “To” adalah berarti “orang” bagi segenap suku di Sulawesi Selatan. Jauh diujung selatan, yakni Selayar hingga Tanjung Bira, Ara sampai Kajang, penutur bahasa “konjo” tatkala menyebut “To”, maka itu berarti “orang”. Terkhusus pada keyakinan kepercayaan “patuntung” di Kajang, bahkan menyebut Tuhan YME sebagai “To RiyE’ A’ra’na” (Orang Yang Memiliki Kehendak). Demikian pula di Jeneponto, menyebut orang dengan sebutan yang sedikit lebih “tipis”, sehingga menyebut kawasannya sebagai “TUratEa” (orang-orang yang bermukim di ketinggian). Perjalanan kemudian tiba di Gowa, yakni bekas kerajaan terbesar suku Makassar. Tiada beda dengan orang TuratEa, mereka menyebut “Tu” pula bagi masyarakat manusia, satu-satunya species mahluk Allah yang memiliki kemampuan mencipta peradaban di dunia fana ini. Demikian pula dengan seluruh kerajaan penutur Bahasa Bugis, EnrEkang, Duri, Pattinjo hingga Toraja, semuanya menyebut “To” bagi yang dimaksudkannya sebagai